Corona Kerinduan Ramadhan
ilustrasi: corona rindu di Ramadhan |
Jika
hatimu mencintai pekerjaan, relakanlah pekerjaan memenuhi pikiran
Jika
hatimu mencintai dunia, ikhlaskanlah dunia memenuhi sukma
Jika
hatimu mencintai ketuhanan, tuluskanlah cahayanya menyelimuti sanubari
Karena
pecinta ibarat pemabuk, rela menderita untuk terkasih
Karena
cinta serat tipis di antara menghamba dan menghancurkan ambisi
Karena
cinta meluluhlantakkan tatanan rasionalisasi
Karenanya
puncak kesadaran
Jika
cinta penuh tuntutan, itu ambisi
Jika
cinta berdasar perhitungan, itu transaksi
Jika
cinta mengejar kepuasan, tak lebih hanya hasrat diri
Cinta
tak pernah fatalistik, tak pernah membenci, kecuali setengah hati atau
kepalsuan
Sesekali
aku menghitung bintang-bintang berpendar aku tak mampu
Menghitung
amalku untuk menukar surga aku tak tahu malu
Menyombongkan
diri menujukkan harta, kuasa, kebaikan dan kebisaan punya siapa itu
Apa
artinya menguasai sesama jika dikalahkan diri sendiri
Apa
artinya kata-kata jika maknanya hampa
La
illaha illallahu aku tak mampu
Allahu
aku tak bergetar
Hu
aku tak bergeming
Hati
yang dingin, hati yang suram, hati yang tak menentu ujung pangkal sebab akibat
dan kepastian
Aku
terbenam, aku terasing, aku bermuka masam
Berandalnya
aku ingin ku khusuk menyebut namamu meski hatiku bisu
Mengungkap
maknamu dalam teka teki sirkulasi dan kontradiksi
Menyebar
nilaimu dalam deretan angka kehidupan yang tak bertepi
Corona,
kelaparan, kematian, Kekisruhan, penipuan, konflik, perang, kebebalan, alogaritma,
kepekaan, keibaan, pelayanan, kemanusiaan, menghentak, menyahut, risau,
pikiran, perasaan, diam, sunyi, Ramadhan, panggilan, menggerakkan,
menghentakkan, mendekatkan, merangkul, manusia, yang terketuk, tak terketuk,
yang memberi, tak memberi, yang berdoa, tak berdoa, yang bergerak, tak
bergerak, yang bertaubat, rindu pulang, tanpa sekat, tanpa jarak, semesta, yang
terdekat, yang terdalam, yang terindu, yang tergetar, ya Rahman, ya Rahim, ya terkasih, Hu, Hu, Hu..
Bandung, 1 Ramadhan 1441 H
0 komentar:
Posting Komentar