Diberdayakan oleh Blogger.
Home » » Resonansi

Resonansi

Written By Iji Jaelani on Jumat, 19 April 2019 | 02.30


Resonansi, Kelak Kau Memahami 

puisi untuk istri, puisi romantis, puisi penyesalan, puisi cinta, puisi kehidupan, puisi untuk menaklukkan pasangan
yang terasa dan tak nampak, Ancol 2019
Kamu tulus, namun aku beku. Kamu hangat, namun aku bisu.
Di tengah rasa rindu akan senyummu, sesekali aku acuh, aku marah, aku risih.
Risih sebab perhatianmu
Acuh karena kesibukanku
Marah karena marahmu.
Meski saat kamu tak nampak, aku kehilangan


Susu dan sarapan pagi, baju-baju dan cumbu rayu, bekal makan siang dan kerinduan, seharian kamu menunggu tak kunjung ketemu. Adakah hal yang paling membosankan selain menunggu karena rindu? Keluh kesah karena harap? Dan penderitaan karena kepedulian tanpa balasan, kehadiran penuh kekosongan tanpa kehangatan? Menumpahkan harap yang tak nyata dengan sejumlah kekecewaan dan aku tak peka menganggapmu terlalu berlebihan menanggapi persoalan? Sekalinya bertemu hanya menumpahkan lelah dan sisa?

Menurutku kita perlu mandiri, menurutmu akulah teman sejati.
Aku pikir kamu tak logis, kamu pikir aku tak berperasaan.
Aku menangkap tutur kata, kamu melayangkan sandi tanpa kata kunci
Aku meninggalkan, kamu ditinggalkan.
Aku bekerja tertawa dengan rekan, kamu menunggu sendirian. Dan kini aku sendiri, Saat tak ada lagi yang menyiapkan senyuman dan peluk hangat, untaian perhatian, aku sepi. Aku rindu. Aku bisu. 

Benar katamu, aku bisa memanusiakan manusia, tapi tak bisa memanusiakan dirimu. Aku bisa menjadi mentor bagi yang lain tapi tak bisa menjadi mentor bagi istri. Aku bisa mencapai semua mimpi, tapi suatu saat nanti tak ada lagi yang menemani. Manis dalam kata kata, nol dalam realita. Banyak berjanji, tak selalu ditepati. Aku berharap kita bisa setara, tapi mengenyahkan usia dan latar belakang kita tak bisa dipukul rata. 

Maafkan aku. kukira kita harus berlari bersama, tapi tak adil karena titik start kita berbeda. Aku pahit getir. mengejar esok pagi tanpa mengkhawatirkan diri adalah kesalahan, tapi 
tak mengkhawatirkanmu lantaran mengejar mimpi adalah kealfaan yang tak bisa dibiarkan. Esok misteri misteri, harapan tak nyata, aku hidup dalam bayang-bayang. Karena satu-satunya yang nampak adalah hari ini, menikmati mensyukuri kehidupan bersamamu adalah kado Tuhan terindah setelah aku tersungkur tak terperi.

Terima kasih aku tersadar sebelum kamu hilang atau aku pulang. Tak ada yang salah, kita hanya perlu lebih menghargai diri, menghargai hidup, menghargai orang orang yang ada dan memberikan sepenuh perhatian, dan perlahan kita bisa saling larut dalam irama yang sama. Izinkanku mencurahkan segenap sisa hidupku untuk bisa berterima kasih atas segala rasamu menghidupkan hatiku yang mati. Aku tak ingin lagi berjanji sebelum semua itu ditepati. Aku telah berubah, perasaanku telah kalah, aku telah luluh, aku menyerah. Semua premis-premis logika yang selalu menjadi alasan setiap permasalahan kau kalahkan oleh cinta kasih yang tak terbalas.

Dalam falsafah hidup, harapan harus lebih panjang dari nafas. Kini cinta harus lebih panjang dari harapan. 

April, 2019

0 komentar:

Posting Komentar