Diberdayakan oleh Blogger.
Home » » Islam dan Agen Rahasia.

Islam dan Agen Rahasia.

Written By Iji Jaelani on Senin, 12 Juni 2017 | 19.00

Islam dan Agen Rahasia


islam ideologi, ideologi islam, etika islam, islam sebagai etika
Islam ideologi?
Ketika agama berwatak ideologis, ia akan anti kritik. Situasi ini pada tahap stadium 4, akan lebih sensitif, baper, dan melawan siapa saja yang dianggap mengkritik.

Atas dasar kepatuhan terhadap pimpinan dan pujaan, ia melupakan etika dengan semena mena melawan siapapun yang mengkritiknya. Inilah yang terjadi, persekusi terhadap siapa saja yang mengkritik pimpinannya, tak kenal perempuan dan anak.

Beda sedikit, kafir. Senggol sedikit, marah. Situasi kepanikan ini mempertanyakan ulang apakah islam adalah kerangka ideologis atau kerangka etis. Sementara ideologi bangsa kita adalah pancasila.

Pun sebagai sebuah ideologi, agama masih terlalu keropos dan mudah disusupi. Karena ideoligi adalah kesadaran ekonomi politik yang berpusat pada 2 corak besar. jika tidak berpaham sosial, ya berpaham liberal. Jika tidak sosialisme, ya kapitalisme. Jika mendukung nilai nilai sosial, ya mendukung nilai nilai individual. Jika tidak mendukung nasionalisasi, ya mendukung privatisasi. Saya kira ideologi cukup ketat dan tertutup, ia akan menegaskan posisinya dimana dia berdiri dan kemana dia akan berpihak.

Dalam era perang proxy (agen), semua konflik menandakan kesejatiannya terhadap dua poros besar, yakni poros Amerika atau Rusia. Apapun bentuk negaranya, apapun dasar agamanya.

Bisa saja Amerika menghancurkan negara Islam Irak yang sunni, bisa saja menghancurkan Islam Iran yang Syiah. Bisa saja menghancurkan Syuriah dan Yaman. Amerika bisa bersahabat dengan Sunni dan Syiah, tapi tidak dengan agen partai Sosialis Baath yang dipegang Presiden Bashar As'ad syuriah dan Sadam Husein Irak.

Bisa saja Amerika bersahabat dengan Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Turki, dan Qatar dalam kerjasama kilang minyak meskipun tidak memiliki faham keagamaan yang sama.

Semuanya murni kepentingan ekonomi politik, jauh di dalamnya berbicara watak dasar kemanusiaan, individualis atau sosialis.

Islam bukan alternatif, tapi komolementer. Islam tak menolak watak individual juga sosial, selama keduanya mendorong rahman dan rahim, i'tidal, menjunjung kemanusiaan dan menolak kedzaliman. Karena itulah etika hidup yang diajarkan Kanjeng Rasulullah.

Ada pertanyaan mendasar bagi kaum yang mengatasnamakan Islam tapi melakukan intimidasi, persekusi, dan banalisme hukum, Jika menjadikan Islam sebagai etika, kemanakah akhlak luhur yang dititipkan rasulullah. Jika Islam adalah ideologi, agen siapakah engkau?

Bandung, 2 Juni 2017

0 komentar:

Posting Komentar