Berbicara Islam Indonesia akan selalu
menarik dan penting untuk dikaji. Penting karena Islam Indonsia merupakan
sintsa antara Islam sebagai sebuah tatanan nilai yang lahir pada abad ke-6
dengan membawa spirit ketauhidan, moral, dan pembebasan tatanan kebudayaan dan
peradaban, akan tetapi tetap kontekstual dengan kondisi kekinian di Indonesia,
melewati berbagai babak zaman pertengahan, zaman pencerahan, perang dunia ke-I dan ke-II, melewati Asia kecil hingga ke Indonesia seperti yang terjadi sekarang ini.
ilustrasi Islam Indonesia |
Dalam konteks ini, pertanyaan kenapa tema
Islam Indonesia yang sangat membumi, atau yang kini lebih dikenal dengan Islam
nusantara dibahas pada moment orientasi pengenalan akademin (OPAK) UIN Sunan
Gunung Djati Bandung adalah pertanyaan yang lebih menarik.
Di tengah kepungan globalisasi dan
jebakan kapital yang kian merasuki hampir semua sektor kehidupan, apakah
generasi bangsa akan lupa teradap nilai nilai ke-Islaman sebagai spirit
pembebasan dan spirit kecintaan tehadap tanah air sebagai spirit kebadayaan
yang mana keduanya adalah benteng yang akan kekuatan utama bangsa ini?
Begitu juga dengan maraknya kelompok
yang mengatasnamakan Islam tapi tidak serta merta mencintai bangsanya, bakan
melakukan pemikiran dan gerakan makar. Sementara pada sisi lain bangsa ini menunggu
sosok pemimpin yang dilahirkan dengan dari pergulatan mahasiswa.
Untuk menjawab semua persoalan di
atas, OPAK UIN Bandung 2015 melakukan diskusi public dengan teman Islam
Indonesia yang akan disampaikan oleh KH. Dr. Zastrouw AL Ngatawi, salah satu
tokoh nasional lulusan UI yang sangat memahami keagamaan dan kebudayaan
Indonesia, secara gamblang dan tuntas. Semuanya akan dibahas melalui video di
bawah ini.
Islam Indonesia bersama Zastrouw Al Ngatawi di OPAK UIN 2015
Islam Indonesia Part I
Islam Indonesia Part II
Islam Indonesia Part III
Sekilas Tentang Zastrouw Al Ngatawi
Profil Singkat Zastrouw Al Ngatawi |
Semenjak
usia 8 tahun, Zastrouw sudah mandiri dan tak kumpul lagi bersama orang tua.
Untuk melakukan survival, Zastrouw melakukan berbagai profesi, semenjak
berjualan Koran, jaga took sampai mengamen. Dari sisi seni itulah, dank arena kecintaannya
pada budaya, ia konsen melakukan transformasi social dari jalur budaya.
Kehidupannya
selama di kampus, ia menjadi aktivis, sering melakukan berbagai advokasi
masyarakat era Soeharto, hingga mempertemukannya dengan Gus Dur ketika
melakukan advokasi di waduk ombo. Dari sanalah ia dekat, bahkan sempat menjadi
asisten Gus Dur, hingga menemani Gus Dur berobat ke Amerika Serikat.
0 komentar:
Posting Komentar