Pengertian Membaca Cepat
Tips membaca cepat |
Membaca
cepat adalah kecakapan memahami teks dalam tingkatan tinggi. Rata-rata, orang
dengan pendidikan sekolah tinggi membaca sekitar 300 kata per menit. Dengan membaca
cepat, tidak susah melakukan pembacaan 1000 kata per menit, dengan pemahaman
gagasan yang utuh.
Hal
ini tak begitu susah, pada hakikatnya membaca adalah melakukan transfer
gagasan/ pengetahuan dari penulis kepada pembaca. Semakin memahami gagasan umum
dan mampu menyusunnya sampai ke tahap penjelasan, maka semakin cepat bacaan
tersebut dibaca. Bahkan, jika saja mampu memahami kerangka pemikiran penulis,
maka intisari bacaan bisa ditangkap hanya dengan melihat judul, daftar isi,
kata pengantar, simpulan, daftar pustaka, dan biografi penulis.
Kebiasaan Buruk Membaca Cepat
Semua
orang mempunyai potensi yang sama dalam menggunakan kemampuan membaca cepat.
Hanya saja, ada beberapa kendala yang menghalangi membaca cepat.
a. Membaca
kata demi kata. Teknik membaca seperti ini akan menghabiskan waktu banyak
karena ia akan lebih konsentrasi kepada kata kata ketimbang gagasan.
b.
Konsentrasi
yang lemah sehingga fokus membaca pecah. Konsentrasi yang lemah bisa karena
waktu (ngantuk), penglihatan (banyak lihat sana sini), pencernaan (sakit perut atau
lapar), keadaan (suasana ribut), atau kondisi (sibuk, sakit, stress).
c.
Regresi
, yaitu membaca materi yang tidak diperlukan.
kesalahan membaca cepat |
d. Gerakan
badan yang berlebihan, yakni menggrakkan bibir seperti komat kamit,
menggerakkan telunjuk jari untuk membantu posisi baca, dan menggerakkan kepala
mengikuti arah bacaan.
e. Vokalisasi
dan sub vokalisasi, yakni membaca dengan suara dan membaca dengan melafalkan dalam batin. Vokalisasi dan
subvoalisasi adalah pemahaman membaca secara tekstual, sedangkan teks adalah
perantara gagasan antara penulis dengan pembaca. Terlalu fokus pada sarana teks
ini akan mengalihkan fokus gagasan, bahkan membuyarkan.
Tips Membaca cepat
Point inti dalam
membaca cepat adalah menangkap informasi pokok penulis yang disajikan melalui
tulisan. Adapun metode membaca cepat adalah membaca dalam hati. ada banyak cara
yang bisa dilakukan untuk membaca cepat dan menyerap informasi banyak dalam
waktu yang relatif singkat.
Dalam membaca cepat,
yang pokok adalah pikiran, dan yang penungjang adalah kata kata. Tidak heran
jika terdapat buku tebal tapi isinya hanya sedikit karena banyaknya
perantaraan, contoh, dan gagasan penunjang. Pendekatan dalam membaca buku yang
paling umum ialah deduktif, yakni gagasan umum penulis kemudian ke
penjelasan-penjelasan khusus, meskipun ada juga teknik induktif dan campuran. Langkah
langkah membaca cepat adalah sebagai berikut.
a.
Memiliki perhatian
khusus terhadap bacaan
Perhatian khusus
merupakan faktor utama, karena tanpa adanya respek, bacaan sebagus apapun juga
akan susah dibaca. Perhatian khusus bisa karena sepemikiran, sehobby, menantang,
sangat dibutuhkan untuk kebutuhan pribadi, dan lain hal. Tanpa adanya care,
atau belum terbiasa dengan genre bacaan, maka akan relatif lebih lama baca. Misalnya
saya suka bola dan tidak suka politik, akan lebih sulit membaca bacaan politik
ketimbang bacaan bola.
b.
Menangkap gagasan
umum bacaan
trik membaca cepat |
Dalam sebuah buku,
gagasan pokok terdapat pada simpulan, gagasan pengantar terdapat pada
pendahuluan, gagasan umum ada pada kata pengantar, dan kata kunci ada pada
judul, gagasan pendukung ada pada referensi/ daftar pustaka, dan untuk
mengetahui siapa dan apa latar belakang pengetahuan terdapat pada biografi. Nah,
jika Sobat telah membaca judul, daftar isi, simpulan, daftar pustaka, dan siapa
penulisnya, maka Sobat telah berhasil menangkap kumpulan gagasan umum mengenai
buku tersebut.
c.
Menyiapkan pertanyaan
dan sasaran gagasan yang ingin diketahui
Dari pemetaan gagasan,
selanjutnya adalah menentukan target yang ingin dibaca. Biasanya yang kita
target itu adalah yang belum paham, atau data yang sangat penting. Sebagai ilustrasi,
saya coba ambil contoh satu bacaan:
Judul: Perempuan dan Politik, Studi Kepolitikan
Perempuan di DKI Jakarta
Daftar Isi:
A. Perempuan dan Politik: Antara Teori dan Kenyataan
B. DPRD Jakarta
C. Perempuan dan Politik:Status dan Role Perspektif
D. Politisi Perempuan di Kancah Dewan
E. Quo Vadis Kepolitikan Perempuan di DKI Jakarta
Dari Judul dan Daftar
Pustaka Tersebut mari kita ambil gagasan umum, kira kira begini.
a.
Berbicara politik
perempuan, studi kasus di Jakarta
b.
Ada kesenjangan
keterwakilan politik perempuan antara seharusnya dan senyatanya
c.
Status dan aturan
main politik perempuan
d.
Potret perempuan di legislatif
e.
Penyikapan terhadap
kesenjangan politik perempuan di Jakarta
Pertanyaan dan target
yang akan kita baca:
A. Di Jakarta sebagai pusat ibu kota, kenapa perempuan
masih memiliki kesenjangan politik.
B. Pertanyaan lanjutan: bagaimana dengan daerah daerah
terpencil yang akses kecil, pendidikan lemah, kesadaran sedikit.
C. Apa saja sih
kesenjangannya? Karena kurang menarik, persaingan ketat, partai kurang memiliki
respect terhadap perempuan, atau apa
D. Memangnya bagaimana posisi perempuan di parlemen,
ada berapa persen, harusnya berapa persen, bagaimana aturan main quota
perempuan di parlemen? Bagaimana posisi perempuan di luar parlemen, apakah
dibahas juga
E. Bagaimana penulis menyikapi semua kesenjangan ini?
Jika kita telah
menentukan target bacaan seperti di atas, maka kita akan mudah melakukan
pembacaan cepat, tak akan tergoda oleh bacaan-bacaan dan data penunjang lain.
D.
melakukan teknik membaca cepat.
Ada banyak cara
membaca cepat sebenarnya, salah satunya teknik analogi dan asosiasi. teknik analogi
adalah membaca suatu masalah dalam bacaan dan memisalkan masalah itu ke dalam
bentuk lain yang lebih mudah atau lebih dekat dengan kita. Sedangkan asosiasi
adalah mengaitkan masalah ke masalah lain, baik dengan satu masalah, atau
banyak masalah lain dan dikaitkan satu per satu.
Saya sendiri terbiasa
dengan teknik asosiasi ini, entah istilah asosiasi ini darimana datangnya,
silakan Sobat genti sendiri, hehehe.
Kita ambil saja
contoh tadi, soal perempuan dan politik. Pertanyaan saya, kok Jakarta masih
memiliki masalah kesenjangan politik karena persoalan jenis kelamin. Asosiasi saya
adalah masalah ketidak adilan gender. Pikiran saya memilih masalah gender, yaitu
partiarki (laki-laki sentris), kapitalisme (modal sentris), atau fasisme religious
(dogma agama sentris). Dari situ bisa menyebar ke soal regulasi UU mengenai
keterwakilan perempuan, peran partai, dan lain lain. Terlepas dari benar salah
perspektif itu, teknik ini akan lebih memperkaya pemahaman bacaan dalam waktu
yang relative singkat.
F. Menulis Gagasan, membuat taggapan dan pernyataan
Tahap terakhir
membaca cepat, baik ketika menulis maupun setelah menulis, adalah membuat
catatan. Pertama karena memori yang tidak mampu menampung semua informasi,
kedua karena menulis merupakan aktualisasi pengetahuan. Tulisan itu bisa resume
gagasan pokok yang ditandai, bisa tanggapan singkat, bisa pertanyaan, dan lain
hal. Menulis merpakan cara menyederhanakan gagasan yang kita baca.
Di akhir tulisan ini,
saya ingin mengutif pernyataan salah satu dosen ketika menyampaikan kuliah, BQ
Anees, “orang yang dianggap pintar bukan karena menguasai materi, tapi dia
mampu memetakan teori umum dan teori khusus.” Lanjut beliaw, “cara befikir
filsafat yang paling dasar adalah menjenihkan pikiran. Yang cerdas itu yang
sederhana. Realitas tertinggi dalam filsafat Islam itu yang bashit, yang
sederhana,” kebetulan kata kata dikutif dalam kajian religious studies :D
Jika ingin chat lebih dalam, silakan klik profil-ku.
0 komentar:
Posting Komentar